Categories:

Pemikiran WS-Rendra-2

 

Lanjutan dari wawancaran WS-Rendra dengan Peter F Gontha di tahun 2004 :

 

Ayah rendra , seorang guru , tatabuku (book keeping)
dalam pendidikan murid-murid harus diajarkan dan mengerti “Fakta Obyektif
fakta obyektif” adalah fakta-fakta yang senang atau tidak senang itu ada

misal , 4 x4 = 16 , 4+2 = 6
utang 4 perak + utang lagi 2 perak , utangnya enam perak
air mengalir ke tempat yang lebih rendah itu

Hukum alam

fakta-fakta ini anak harus dilatih untuk mencari fakta obyektif dan menghormati fakta obyektif,
kemudian dilatih meng katagorisasikannya
kemudian menganalisa
lalu menarik kesimpulan
dan memverifikasikan
itu adalah dasar-dasar dari sikap ilmiah

persoalannya tidak di semua sekolah diajarkan seperti itu

sekolah rendra di sekolah partikuler/swasta , bukan negeri
di sekolah diajarkan mengumpulkan fakta-fakta obyektif dan menghargai nya
tatabuku antara lain seperti itu
misal soal “rugi” rugi sekian harus ada ongkos masuk sekian , keluar sekian
rugi , pemasukan kurang banyak dari pengeluaran
kesadaran akan “tata buku” adalah kunci modernisasi
kesadaran akan “gramatika” , membedakan “kata-kata” , ini kata benda , ini kata sifat ,
karena itu “mengerti” pikiran orang

kenapa nenek moyang kita peradaban lalu lebih maju dari orang eropa ,
punya kapal yang lebih cepat
nenek moyang sudah mengenal minyak goreng, sementara orang eropa belum
bumbu nya juga lebih canggih , orang eropa pada jaman itu hanya rebus dan bakar,diasapi

nyatanya mereka bisa menjajah kita , dan itu di jaman pra ilmiah
orang eropa mempunyai network uang dan mengenal tata buku
yang datang , orang dagang , VOC , mereka sudah mengerti “tata buku”
sudah mengerti “statistik”
sudah mengerti “fakta obyektif”
sudah mengenal “humaniora” artinya gramatika , retroika ,
tidak hanya mengenal logika , tetapi psikologika , sosiologika, antropologika, etnologika
kita tidak ada dan kalah

perang aceh dimenangkan oleh orang yang mengerti antropologika
etnologika