Suatu saat , PM Mahathir (puluhan tahun lalu) ditanya tentang bangsa nya (Malaysia/Melayu), bagaimana Malaysia akan menghadapi tantangan produk-produk dari China. Jawaban Mahathir ini yang menarik perhatianku dan beberapa hari lalu aku agak terkejut karena ada bangsaku yang berpikir seperti Mahathir ini dalam bentuk lain.
Pada pertemuan itu Mahathir ditanya” Bagaimana Malaysia menghadapi produk-produk China ? ” Mahathir berkata, ” Kami tidak akan mungkin mengalahkan produk-produk China tapi kami akan lakukan apa yang China tidak akan dapat lakukan” , ditanya oleh Wartawan , ” Apakah yang PM maksud? ” dijawab kembali oleh Mahathir,” Kami akan buat produk yang tidak dapat dibuat di China sedangkan China membutuhkan produk tersebut ” . Apakah produk yang di maksud oleh Mahathir, kemudian Mahathir menjawab ” Sawit, di China tidak akan dapat menanam Sawit , sedangkan mereka membutuhkan produk-produk Sawit yang tidak akan dapat mereka dapatkan di tanah mereka” .
Sawit ? itu yang membuat Mahathir men scale up tanah-tanah di Malaysia menjadi kebun kelapa sawit dan sawitnya telah menjadi produk export yang membuat devisa Malaysia tinggi. Hanya beberapa negara yang dapat ditanam kelapa sawit.
Cerita beberapa ;hari lalu juga agak mengejutkan ku , dimana ada salah seorang kawan yang berkongsi dengan para pengusaha lokal dan berhasil menang tender di Afrika dengan mengalahkan produk China , dan produk tersebut adalah Sabun (sabun colek) dimana bahan bakunya adalah Miko (minyak kotor) yang berasal dari sisa-sisa minyak sawit yg tidak dapat digunakan lagi tapi masih dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat Sabun. Selain itu dia juga mengumpulkan semua limbah-limbah yang bisa diambil terutam dari sisa-sisa minyak goreng , bukan untuk membuat biodiesel tapi untuk dibuat sabun. “Yang punya sawit kan cuma Malaysia dan Indonesia” ,kata si pengusaha ini yang mulai karir nya dari kernet truk pengangkut MKS (Minyak kelapa sawit).
Kata-kata dia mengingatkanku pada apa yang pernah Mahathir ucapkan.