Pada suatu kesempatan , aku di undang dalam suatu forum skala nasional (yang sebenarnya aku tidak ingin muncul tapi karena menyangkut kepentingan 260 juta orang , ya ketidakinginanku, ku abaikan). Pada forum tersebut stakeholder yang datang lengkap, ada beberapa kementrian terkait dan ada para pemain pada industri tersebut.
Aku melihat peran pemerintah memang dominan dan para stakeholder atau pihak swasta yang terlibat sebenarnya mengikuti apa yang diharuskan pemerintah (ya karena tidak ada pilihan lain) tapi letak persoalan nya bukan disitu.
Pemerintah dalam hal ini beberapa kementrian terkait sangat lemah melihat situasi yang terjadi di masyarakat atau tidak cukup cepat (quick respond) untuk melihat apa yang terjadi sesungguhnya. Persoalan ini sebenarnya menimbulkan inflasi yang sudah diatas dua digit ( diakui atau tidak oleh pemerintah tapi itu yang terjadi). Yang menjadi masalah utama adalah satu kementrian bersikukuh terhadap kebijakannya yang katanya melindungi rakyat di lapisan bawah ( Below the underline of poverty) walaupun terukur justru menyangsarakan rakyat banyak ( itu sebab aku mau datang pada forum tersebut) dan sama sekali satu kementrian ini tidak mengerti apa yang terjadi atau malas berpikir atau bertindak termasuk aku kritik bikin program yang cuma bagi-bagi alat dan alat tersebut akhirnya dijual lagi oleh penerima bantuan tersebut.
Persoalan kebijakan sangat ditentukan oleh kemampuan melihat problem yang terjadi. Problem ini sebenarnya sederhana masalah Demand vs Supply yang menggeser harga (Pricing) dan ini sudah menimbulkan inflasi lebih dari dua digit.Pemerintah pun tidak punya instrumen (Alat ukur ) untuk mengetahui apa yang terjadi di lapangan.
Pada kesempatan tersebut aku paparkan apa yang terjadi di lapangan (demand vs supply) dengan data baik yang langsung terukur maupun data sekunder misalnya kondisi negara kita di ukur oleh orang lain ( negara-negara lain, macam ngukur google ranks atau scopus atau yg lain ) dan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintan dan stakeholder. Termasuk solusi-solusi yang dilakukan di negara lain dalam menghadapi kasus yang sama dan negara ini bisa juga melakukan hal yang sama.
Pada saat terjadi diskusi , rupanya beberapa perwakilan kementrian sudah ‘kabur’ terlebih dahulu. Dan sambil berseloroh beberapa peserta sampaikan ,”nah tadi gara-gara bapak sampaikan data tersebut , mereka langsung keluar dari tempat pak” . Padahal aku sampaikan waktu presentasi, “tolong data ini di koreksi kalau salah , kalau benar maka kita harus buat policy/kebijakan yang benar karena ini akan menyangkut kepentingan 260 juta orang Indonesia termasuk saya sendiri “.
Memang kita harus terus berjuang agar kebijakan-kebijakan ini menguntungkan 260 juta rakyat Indonesia. Penghalangnya kadang yang pemerintah itu sendiri…
jadi ingat “design thinking” ..