Kemarin , 8 Desember adalah hari yang banyak dikenang oleh penggemar The Beatles,karena pada tanggal 8 Desember 1980 adalah hari dimana John Lennon di tembak oleh penggemar fanatiknya. Setelah kejadian tersebut, buyarlah semangat para penggemar Beatles untuk dapat melihat Beatles kembali bersatu setelah pecah pada tahun 1970. Berikut ini gambaran tentang pembunuhan John Lennon oleh Mark David Chapman yang ditulis oleh kawan Mas Bob (Priyambodo)
“TUAN LENNON ? “ DORRR !
Sementara itu, Mark David Chapman (25 tahun) ; sang algojo yang diadili 6 Januari 1981 dengan tuduhan pembunuhan tingkat 2. Setelah menjalani pemeriksaan psikologi di rumah sakit Belleue, Chapman langsung diamankan dalam penjara di pulau Riker dengan penjagaan ketet lantaran polisi kuatir bila terjadi pembalasan dengan ala Jack Ruby (Ruby menembak mati Lee Harvey Oswald ; pembunuh John F. Kennedy kerika berada dalam kawalan polisi). Menurut sumber-sumber tepercaya. Chapman tiba di New York dari Hawaii 3 hari sebelum mmelakukan pembunuhan itu 6 Desember 1980 setibanya di New York. Chapman menginap di penginapan murah YMCA, 9 blok dari apartemen, “Dakota” dimana juga tinggal Lauren Bocall, Leonard Bernstein, dan Roberta Flack. Kemudian ia mulai mondar-mandir disana. Malamnya Chapman naik taksi ke Greenwich Village. Berdasarkan keterangan Mark Snyder ; sopir taksi itu, dalam perjalanan Chapman membual, bahwa ia baru saja mengani rekaman rekaman album baru Lennon & Mac Cartney yang derekam pada hari itu disamping memperkenalkan dirinya sebagai seorang teknisi suara. Keesokan harinya ; Minggu 7 Desember 1980 Chapman kambali mondar-mandir dimuka gedung apartemen itu, di hari sama pula ia pindah ke hotel “Sheraton Center”.
Senin sore 8 Desember 1980 sekali lagi Chapman hilir mudik dimuka “Dahkota”, kali ini berbareng dengan Paul Goresh ; pemuja Lennon merangkap juru Photo amatir asal north Arlington, New Jersey. Dalam percakapannya dengan Goresh, Chapman mengatakan, bahwa sudah 3 hari keluyuran disini, berharap dapat menjumpai Lennon dan minta tanda tanganny. Goresh madih ingat, sekitar jam 17.00 Lennon bersama isterinya keluar dari gedung itu dalam memnuhi jadawal rekaman di studio Record Plant. Chapman lalu mendekati Lennon sambil menyorongkan album baru “Double Fantasy”. Lennon menerimanya dan mencoretkan tenda tengannya ‘John Lennon 1980’ diatas sampul album itu sementara Goresh menjepretkan kameranya. Chapman nampak berseri-seri. “John Lennon mendatangani album saya, “katanya kepada Geresh setelah Lennon pergi. “Tak seorangpun di Hawaii akan percaya pada saya.”Ke 2 pemuja Lennon tersebut masih berdiri dimuka “Dahkota” untuk 2 jam berikutnya. Ketika Goresh akhirnya memutuskan pulang. Chapman berusaha mengubah niatnya : “Lennon akan segera kembali, anda bisa minta tanda tangannya. Goresh menyawabnya, bahwa ia akan minta tanda tangan Lennon dilain hari. “Akan saya tunggu,” kata Chapman. “Anda tak kan tahu, bila anda akn menjumpainya lagi.”
John Lennon bersama Yoko Ono merampungkan sebuah rekaman tunggal baru berjudul “Walkin’ On Thin Ice” di studio Record Plant dan sempat berwawancara dengan RKO Radio hingga jam 22.30. Menurut rencana rekaman tunggal baru ini akan direlease akhir tahun baru, lagu tersebut akan dinyanyikan oleh Yoko Ono dan Lonnon mengiringinya dengan gitar, “Kami mempunyai rencana makan malam sepulangnya dari studio, “kata Yoko dikemudian hari. “Tapi sebagai gantinya kami memutuskan pulang,”Mobil limousine sewaan membawa mereka kembali ke “Dahkota” sekitar jam 22.50. Limousine itu mestinya bergenti digerbang musuk, namun berhenti dipinggir jalan. Yoko keluar lebih dulu, diiringi John beberapa langkag dari belakang Tatkala John, melewati bawah lengkungan gerbang masuk yang menghubungkan halaman dalam digedung “Dakota,” sebuah suara terdengar sopan memanggilnya dari belakang : “Tuan Lennon,” John membalikkan badannya, menampak Chapman berdiri 5 kaki jauhnya seraya membidikkan pistol dengan ke 2 tangannya. Sebelum Lennon cepat beraksi, pistol Chapman menyalak beberapa kali, “Saya ditembak” rintih Lennon, terhuyung-huyung meninggalkan bercak-bercak darah sepanjang 6 kaki sebelum roboh didepan kantor penjaga pintu. Chapman kemudian membuang pistolnya dan penjaga pintu menyepak benda itu sejauh mungkin disaat Yoko menopangkan kepala suaminya dalam tangannya. “Apakah kau menyadari yang baru saya kaulakukan ? “tanya penjaga pintu kepada Chapman. “Saya baru saja menembak John Lennon ,” jawab Chapman tenang tapi linglung.
Dalam beberapa menit polisi berdatangan atas laporan penjaga pintu lewat teleponnya. Chapman menunggu mereka, membaca sepintas lalu novel klasik karangan J.D Silinger : “The Catcther In The Rye.” Pada waktu 2 orang polisi menggeledah dan memborgol Chapman, 2 orang polisi lainnya memeriksa tubuh Lennon. “Tubhnya bermandikan darah, semuanya merah, “seru polisi Anthony Palma. “Orang ini sedang sekarat,lekas angkat !” Lennon setengah sadar dan bemandikan darah diangkat ke jok belakang mobil patroli James Moran. “Tahukah siapa anda ?” tanya Moran. Lennon mengerang lalu menganggukkan kepalanya. Ketika Moran melarikan Linnon ke rumah sakit Rooselvelt 15 blok jauhnya, Palma membututi mobilnya bersama Yoko. “Katakan pada saya, itu tak benar, katakan pada saya ia baik-baik saja,”katanya memohon pada Palma berulang kali.
Kemudian para dokter mengumumkan kematian Lennon setibanya di rumah sakit, suatu team terdiri 7 orang dokter bedah tetap berusaha keras untuk menyelamatkan, tapi luka-lukanya sangat parah 3 lubang peluru didadanya, 2 diantaranya menembus punggung dan 2 lubang lagi terdapat ditangan kirinya. “Mustahil untuk besa menyelamatkan dia,” kata dokter Stephen Lynn. “Ia sudah kehilangan darah sekitar 80%. “Saudah berusaha keras tanpa hasil, salama20 menit dalam menyelamatkan Lennon para dokter bedah itu menyerah, kemudian Lynn-pun memberitahukan Yoko. “Dimana suami saya ?” Tanya Yoko kepada Lynn. “Saya ingin mendampingi suami saya. Ia menginginkan saya mendampnginya, dimanakah dia ?”
“Kami membawa kabar buruk,” jawab Lynn. “Saya ingin menarik napas dalam-dalam. “Suami anda telah meninggal dunia. Tanpa penderitaan.”
“Anda mengataka
n ia sedang tidur ?” Ucap Yoko terisak-isak menolak kabar itu.
Diantar oleh David Geffen (produser rekaman “The Wonderer” nya Donna Summer) yang mencukongi album baru Lennon, Yoko Ono pulang ke apartemennya sekitar tengah malam. Yoko menelepon 3 kali, mengabarkan kematian Lennon pada 3 orang : Julian Lennon, anak John, Mimi Smith, bibi John, dan Paul Mac Cartney. “Ia nampak berbahagia pada hari terakhir hidupnya,” gumam Gefen. “Sebenarnya Januri 1981 John dan Yoko akan merampungkan album barunya berjudul “Milk & Honney.”
SANG MAHA IDENTITAS :
Hingga saat ini polisi dan psikiater masih pusing mencari motif sebenarnya pembunuhan kejam itu karena sang algojo ternyata pemuda fanatik tokoh musik yang dibunuhnya. Berbagai pendapat tentang diri tokoh pembunuh itu sifatnya masih spekulatif bermunculan, seorang pejabat kepolisian New York, mengatakan bahwa Chapman kurang waras pikirannya sedangkan seorang perwira senior polisi berpendapat, mungkin sekali Chepman menderita gangguan mental. Lainnya berkesimpulan pembunuh ini kesal terhadap Lennon. Namun secara terpisah beberapa psikiater hanpir sama menyatakan pendapatnya, bahwa dengan melihat latar belakang masa kanak – kanaknya, maka boleh jadi Chapman mengalami apa yang disebut ‘Cermin Dostoyevkian’ dimana ia menampak dirinya sendiri sebagai John Lennon, dan John Lennon tulen merupakan suatu ancaman penipuan dirinya. “Ia mempunyai maha identitas dengan Lennon, tapi ia juga bersaing dengannya, “ucap psikiater David Abrahamsen, yang memeriksa pembunuh “Son Of Sam” : David Berkowita “Pembunuhan terhadap Lennon merupakan alat pengganti dari bunuh dirinya sendiri.”
Guna menunjang teorinya psikiater itu menuding beberapa persamaan hidup antara Chpman dan Lennon yang memang sangat mengejutkan : semasa remaja ke 2 nya menyukai musik, keduanya bermain dalm band rock, keduanya mencintai anak-anak, keduanya berjiwa sosial, keduanya suka benda-benda seni, dan keduanya beristerikan wanita Jepang berusia lebih tua daripada mereka (isteri Lennon 7 tahun lebih tua, esteri Chapman 4 tahun berusia lebih tua).
Robert Marvit, psikiater dari Hawaii berspekulasi : “Barangkali Capman mengatakan : “Astaga, Lennon tahu ada 2 diantara kita. Aku harus melenyapkan 1 sehingga 1 Lennon saja.”Chapman ingin sekali menjadi Lennon,” ujar psikiater Stuart Barger. New York. “Seorang lambat laun ia menjadi pengkhayal, bahwa ia adalah John Lennon dan perasaan pribadinya kemudian memusuhi John Lennon tulen.”
Sejak kecil MARK DAVID CHPMAN selalu menyamakan dirinya dengan bintang pujaannya. Pertama sebagai pemuja lalu sebagai peniru, akhirnya sebagai pembunuh.Chapman dilahirkan di Fort Worth, Texas tahun 1995, jamnnya Elvis Presley dan rock’n rool. Ayahnya, bekas sersan angkatan udara yang terjun dalam bisnis sebagai manajer perkreditan. Di kota Atlanta, Georgia, disana Chapman menghabiskan sebagian besar masa kanak-kanaknya, ia sudah memuja John Lennon. Kamar tidurnya dipenuhi poster-poster maupun photo-photo The Beatles. Pada puncak ketenaran The Beatles,Chapman sudah band rock di sekolahnya. Gara-gara jungkel pada anaknya begitu fanatik terhadap The Beatles, maka suatu kali ayah Chapman sudah menjual seluruh koleksi ph nya. Beberapa teman sekolahnya mengatakan, selain gila The Beatles dan mengidentifisir dirinya sebagai Lennon, Chpman melai melibatkan dirinya sebagai Lennon, Chapman mulai melibatkan dirinya bermain-main obat bius. Pada usia 15 tahun Chapman mulai berubah, dari fanatikThe Beatles menjadi fanatik agama, Ia mengenakan kemeja putih, salib kecil melingkar dilehernya, dasi hitam, dan dimana-mana selalu terlihat membawa Kitab suci. Waktu lagunya digunakan untuk mempelajari Injil, saat itulah ia bingung serta gusar atas pernyataan Lennon beberapa tahun silam, bahwa The Beatles lebih tenar daripada Yesus Kristus. Selesai menamatkan SMAnya ditahun 1973, Chapman mengabdikan dirinya padanya YMCA Atlanta sebagai penasehat. Tahun 1975 ia terbang ke Libanon, membantu YMCA cabang Beirut tapi cuma sebentar akibat pecahnya perang saudara. Oleh organisasinya Chapman lalu diperbantukan pada kamp. pengungsi Vietnam di Fort Chaffe, Arkansas, ia bekerja 7 hari dalam seminggu. “Chapman berbudi halus lagi pula sangat menyukai anak – anak”, kata Greg Lyman, bekas teman sejawatnya begitu mendengar pembunuhan terhadap Lennon. Setahun kemudian Chapman menuntut ilmu di Covenant College, Tennessee dan jatuh cinta pada Jessica. Cuma satu semester ia dro out, Jessicapun meningggalkannya.
Denagn perasaan kecewa Chapman pulang Ke Atlanta. Belum lama di sana perhatian Chapman terpusat mengenai seluk – beluk senjata api. Ia berlatih menembak di Atlanta Arena Technical School sampai mahir, kemudian bekerja sebagai penjaga keamanan. Akhir 1977 ia berhenti bekerja, terus hijrah ke Hawaii. Tertekan akibat perceraian orang tuanya ditambah kenangan buruk asmaranya. Chapman sampai 2 kali mencoba bunuh diri. Terakhir kali ia mencoba bunuh diri dengan menghirup asap knalpot mobil. Jiwanya tertolong dan dirawat di rumah sakit Castle Memorial, Honolulu, disana akhirnya merupakn tempat kerja barunya sebagai tukang sapu, kemudian naik pangkat sebagai ahli cetak. Bulan Juni 1979 Chapman menikah Gloria Abe, putri seorang kaya pemilik bakeri keturunan Jepang.
Sama seperti kegilaannya pada musik, maka Chapman kini tergila – gila lukisan seni, berjam – jam waktunya dibuang mengunjungi galleri – galleri. Ia menaruh minat pada lukisan surrealisme Salvador Dali. Mendapat pinjaman uang dari ibunya serta keluarga isterinya Chapman membeli lukisan seharga $ 5,000.-. Tidak lama lukisan tadi dijual kembali untuk dibelikan lithographnya Norman Rockwell: “Triple Self Portrait” yang senilai $ 7,500.- tanggal 23 Oktober 1980 Chapman keluar dari kerjanya dengan menandatangani presensi kantornya memakai nama ‘John Lennon’. Keluar dari situ Chapman nampak sedang memilih senjata api di toko senjata J & S Sales, 1 blok dari kantor polisi Honolulu. Sehubungan catatan dirinya bersih, Steve Grahovac ; si pemilik toko tanpa regu – ragu menyodorkan kepaadanya sepucuk pistol Charter Arms Special kaliber 38 dengan 5 tembakan sembari mengucapkan barang dagangannya : “jenis yang selalu digunakan oleh detektif dan polisi preman karena gampang disembunyikan”.
Dengan uang pinjaman $ 2.000, dari Credit Union rumah sakit Cectle Union disana Gloria Abo juga bekerja disitu sampai sekarang. Chapman membiayai perjalanannya ke New York untuk membunuh Lennon saingannya. Beberapa saat setelah polisi meringkusnya sehabis menembak Lennon. Chapman berkata : “Saya berada dalam 2 sisi berlainan, yang baik dan yang buruk.pada hal saya tidak mendendam apa-apa terhadap dia.” Gloria Abo maupun Diana Elilzabeth Pease, ibu Chpman, sangat terpukul mendengar Chapman, membunuh Lennon. “Saya sangat menyesal, bahwa segalanya telah terjadi,” kata Gloria dalam pernyataan singkatnya. “Saya tetap cinta kepadanya dan prihatin akan kesehatannya.”