Artikel ini saya angkat kembali karena beberapa hal yang penting belum sempat ter upload di server ini , pemikiran dari kawan kawan diskusi menjadi penting untuk diangkat dan dinikmati bersama serta didiskusikan sebagai bentuk dari ‘sharing knowledge’ diantara sesama ..
——————
Diskusi Soal Lawang Tani Kang Didi Sugandi (0kt 2005) datang ke CNRG dan diskusi kembali soal Lawang Tani , ada beberapa pemikiran yang disampaikan terutama berkaitan dengan referensi yang menguatkan Lawang Tani antara lain pemikiran yang dikemukakan oleh Friedrich Hayek dan Konsep BA di Jepang. Url yang berkaitan dengan Hayek : 1. http://www.hayekcenter.org/friedrichhayek/hayek.html 2. http://www.virtualschool.edu/mon/Economics/HayekEconomicsAndKnowledge.html 3. http://www.findarticles.com/p/articles/mi_qa3620/is_200207/ai_n9135101
Berikut sedikit cuplikan artikel Hayek , yang telah diterjemahkan oleh Kang Didi .
Ekonomika dan Pengetahuan oleh Freidrich Hayek
Sambutan kepresidenan disampaikan di hadapan the London Economic Club; 10 November 1936 Teks asli: Economics and Knowledge Reprinted from Economica IV (new ser., 1937), 33-54. (emphasizes/highlights dsb. ditambahkan oleh penterjemah/penafsir: Didi Sugandi)
Ambiguitas judul paper ini bukanlah sekedar sebuah kebetulan. Subjek utamanya adalah, tentu saja, peran di mana asumsi-asumsi dan proposisi-proposisi perihal pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing dan setiap anggota masyarakat menentukan dalam analisis-analisis ekonomik. Namun tidak berarti ini tak terhubung dengan pertanyaan lain yang bisa didiskusikan di bawah judul yang sama— yaitu pertanyaan sampai seberapa jauh analisis-analisis formal ekonomik menyampaikan pengetahuan tentang hal-ikhwal apa yang terjadi di dunia nyata. Memang, pendapat utama saya adalah bahwa berbagai tautologi [yaitu proposisi atau statement, yang pada dirinya sendiri secara lojik, benar], di mana pada hakekatnya dikandung oleh analisis-analisis equilibrium formal dalam ekonomika, bisa dirubah menjadi proposisi-proposisi yang memberitahu kita segala sesuatu hal-ikhwal sebab-akibat (causation) di dunia nyata, hanya jika kita mampu mengisi proposisi-proposisi formal itu dengan pernyataan-pernyataan definit tentang bagaimana pengetahuan diperoleh (acquired) dan dikomunikasikan. Ringkasnya, saya akan berpendapat bahwa elemen empirik dalam teori ekonomik—satu-satunya bagian yang berurusan bukan saja dengan implikasi-implikasi namun juga sebab-sebab dan akibat-akibat dan yang karenanya memandu ke arah konklusi-konklusi yang, hakekatnya pada kasus manapun, mampu untuk diverifikasi – terdiri dari proposisi-proposisi tentang pemerolehan pengetahuan[1].